Pertemuan 6

MERANCANG DAN MELAKUKAN PENILAIAN FORMATIF

Evaluasi formatif adalah proses perancangan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk meninjau kembali instruksi agar lebih efisien dan efektif. Penekanan dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulan dan analisis dan revisi dari instruksi.
 Evaluasi formatif awalnya digunakan sebagai proses untuk meningkatkan instruksi setelah draft pertama pengajaran dikembangkan. Desainer berpengalaman, bagaimanapun, menemukan bahwa lebih baik untuk mencoba komponen awal dari proses desain, sehingga menghindari banyak masalah yang akan tidak dapat ditemukan sampai setelah rancangan instruksi itu selesai.
Ada tiga fase dasar evaluasi formatif yaitu evaluasi perorangan, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Sebelum ini dilaksanakan didahului oleh tinjauan ulang dari ahli yang tidak terlibat tidak langsung tetapi mempunyai keahlian yang relevan.

 Evaluasi Perorangan
Tujuan evaluasi formatif perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus kesalahan yang mencolok dalam pengajaran. Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer. Ada tiga kriteria utama dan dalam evaluasi perorangan ini yaitu : Kejelasan,  Dampak      dan Kelayakan.
        
Evaluasi Kelompok Kecil
            Ada dua tujuan dalam evaluasi kelompok kecil. Pertama effektivitas perubahan dan Identifikasi masalah yang masih tersisa setelah evaluasi perorangan. Kedua untuk menentukan apakah pelajar dapat menggunakan instruksi tanpa berinteraksi dengan instruktur.

Evaluasi Uji Lapangan
            Evaluasi uji lapangan menggunakan konteks belajar yang mirip dengan sasaran yang akan digunakan. Tujuan uji lapangan untuk efektivitas perubahan pada evaluasi kelompok kecil dan instruksi dapa digunakan pada kontek belajar yang sebenarnya.
Pada hampir semua model desain instruksional, akan ditemukan penekanan utama pada konsep evaluasi formatif, yaitu pada pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah dan merevisi bahan pengajaran. Model desain pembelajaran sering menunjukkan bahwa setelah data yang telah dikumpulkan dan diringkas, harus direvisi material pembelajarannya agar lebih “tepat.”
Ada dua jenis dasar revisi yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan material pembelajaran. Yang pertama adalah perubahan yang dibuat dengan isi atau substansi bahan untuk membuat mereka lebih akurat atau lebih efektif sebagai sarana belajar. Tipe kedua perubahan berkaitan dengan prosedur yang digunakan dalam menggunakan bahan.
Diadaptasi dari : http://kuliahemka.wordpress.com/category/model-dick-carey/ diakses minggu 20 nopember 2011 jam 07.03 WIB



0 komentar:

Posting Komentar